Pemerintah Indonesia melalui Badan Standarisasi Nasional (BSN) mendapatkan kepercayaan sebagai salah satu dari 20 negara yang memproduksi tempe di dunia, membuat standarisasi untuk dunia.
"Ada 20 negara yang memproduksi dan mengkomersialkan tempe. Kita nggak takut keduluan sama mereka. Standar internasional kita yang diterima, kita yang diterima, bukan mereka," ungkap Kepala BSN, Bambang Setiadi saat diwawancarai Tribunnews.com, di sela acara 15 tahun BSN, Semanggi, Jakarta, Kamis (22/3/2012).
Bambang menargetkan penyusunan standar internasional tempe akan rampung 2013 mendatang. "Pada 2013, tahun depan," ucapnya optimis, sembari menemani Tribunnews.com, melihat pameran tempe yang digelar sejak Rabu (21/3/2012) hingga Kamis (22/3/2012).
Menurutnya, BSN benar-benar memperjuangkan agar pembuatan standarisasi dapat dikerjakan oleh Indonesia sebagai asal produk pangan berbahan dasar kedelai ini. Dengan harapan, posisi industri tempe Indonesia akan bersuara di pentas dunia kala pangan ini menjadi konsumsi pasar dunia.
"Jadi kalau standar tempe itu kita yang buat, maka tim yang membuat standar ini dari Universitas Gajah Mada, orang Indonesia, didukung perindustrian, dia akan memikirkan bagaimana standar itu tidak memberatkan pengusaha. Sehingga ketika standar itu dibuat dan berlaku internasional, bisa dipenuhin, itu skenarionya yang sedang kita bikin," ujarnya.
Ménurut Bambang ada 8 langkah dalam proses penyusunan sebuah standarisasi dunia yang harus dihadapi. Dan kini untuk tempe sendiri Indonesia sudah sampai langkah ke 5. "Tinggal 6, 7 8 lagi, yakni 3 langkah lagi. Kita tahun ini bertemu dengan negara-negara Asia. Ketika Asia itu bisa prosesnya dipercepat, itu langsung ke 8. Jadi tahun depan itu bisa dipastikan," urainya.
Mengapa diperlukan Indonesia menyusun standar dunia untuk tempe? "Kalau tempe itu, sekarang Indonesia mendapat kepercayaan menyusun sebuah format standar pangan dunia. Karena itu standar itu harus dibuat Indonesia. karena pertama Indoensia itu sekarang adalah consumer tempe terbesar di dunia 2,4 juta ton per tahun. Kemudian Indonesia juga adalah Negara asal dibuatnya tempe.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan para pengusaha tempe Indonesia telah melakukan ekspansi, mengenalkan dan mengkomersialkannya di dunia. Sejumlah negara, termasuk Amerika sekalipun industri tempe Indonesia telah menancapkan bendera.
Namun, saat ditanya kendala pembuatan standarisasi ini, Bambang mengakui sulitnya informasi dan data diperoleh dari para pelaku industri tempe yang sudah go internasional itu. "Ketika mau tanya ke mereka, mereka takut karena dikira kita ini pesaingnya. Padahal kita hanya meminta data, supaya bagaimana itu, perkembangannya bagaimana, seperti apa," jelasnya. (Srihandriatmo Malau)
http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...i.Pangan.Dunia
"Ada 20 negara yang memproduksi dan mengkomersialkan tempe. Kita nggak takut keduluan sama mereka. Standar internasional kita yang diterima, kita yang diterima, bukan mereka," ungkap Kepala BSN, Bambang Setiadi saat diwawancarai Tribunnews.com, di sela acara 15 tahun BSN, Semanggi, Jakarta, Kamis (22/3/2012).
Bambang menargetkan penyusunan standar internasional tempe akan rampung 2013 mendatang. "Pada 2013, tahun depan," ucapnya optimis, sembari menemani Tribunnews.com, melihat pameran tempe yang digelar sejak Rabu (21/3/2012) hingga Kamis (22/3/2012).
Menurutnya, BSN benar-benar memperjuangkan agar pembuatan standarisasi dapat dikerjakan oleh Indonesia sebagai asal produk pangan berbahan dasar kedelai ini. Dengan harapan, posisi industri tempe Indonesia akan bersuara di pentas dunia kala pangan ini menjadi konsumsi pasar dunia.
"Jadi kalau standar tempe itu kita yang buat, maka tim yang membuat standar ini dari Universitas Gajah Mada, orang Indonesia, didukung perindustrian, dia akan memikirkan bagaimana standar itu tidak memberatkan pengusaha. Sehingga ketika standar itu dibuat dan berlaku internasional, bisa dipenuhin, itu skenarionya yang sedang kita bikin," ujarnya.
Ménurut Bambang ada 8 langkah dalam proses penyusunan sebuah standarisasi dunia yang harus dihadapi. Dan kini untuk tempe sendiri Indonesia sudah sampai langkah ke 5. "Tinggal 6, 7 8 lagi, yakni 3 langkah lagi. Kita tahun ini bertemu dengan negara-negara Asia. Ketika Asia itu bisa prosesnya dipercepat, itu langsung ke 8. Jadi tahun depan itu bisa dipastikan," urainya.
Mengapa diperlukan Indonesia menyusun standar dunia untuk tempe? "Kalau tempe itu, sekarang Indonesia mendapat kepercayaan menyusun sebuah format standar pangan dunia. Karena itu standar itu harus dibuat Indonesia. karena pertama Indoensia itu sekarang adalah consumer tempe terbesar di dunia 2,4 juta ton per tahun. Kemudian Indonesia juga adalah Negara asal dibuatnya tempe.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan para pengusaha tempe Indonesia telah melakukan ekspansi, mengenalkan dan mengkomersialkannya di dunia. Sejumlah negara, termasuk Amerika sekalipun industri tempe Indonesia telah menancapkan bendera.
Namun, saat ditanya kendala pembuatan standarisasi ini, Bambang mengakui sulitnya informasi dan data diperoleh dari para pelaku industri tempe yang sudah go internasional itu. "Ketika mau tanya ke mereka, mereka takut karena dikira kita ini pesaingnya. Padahal kita hanya meminta data, supaya bagaimana itu, perkembangannya bagaimana, seperti apa," jelasnya. (Srihandriatmo Malau)
http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...i.Pangan.Dunia