Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Wajib Tahu Asal Usul Kata Mudik


Tradisi mudik, selalu dilakukan oleh umat muslim yang berada di rantau dan hendak merayakan hari kemenangan di kampung halaman. Selain pada momen menyambut idul fitri, tradisi mudik juga dilakukan oleh sebagian orang ketika momen kenaikan kelas atau libur panjang.
Mudik memang merupakan suatu hal yang menarik, karena ini hanya terjadi di Indonesia dan memiliki persentase mobilitas yang tinggi tiap tahunnya. Masyarakat di berbagai daerah (utamanya di kota besar), berduyun-duyun berangkat ke kampung halaman masing-masing, untuk menjalin silaturahmi dengan keluarganya. Sesuai dengan konteks Idul Fitri itu; meminta maaf untuk kembali ke fitrah.
Nah, memang diantara kita ada yang latah menyebut istilah atau kata mudik. Tahukan kamu asal muasal kata mudik yang ditautkan kepada aktivitas pulang ke kampung halaman ini? Karena remaja pun wajib tahu tentang asal-usul kata mudik, sekarang giliran inioke.com yang akan berbagi informasi untukmu tentang mudi.
Berikut penelusuran inioke.com khusus untukmu. Yuk, simak.
Mudik berasal dari bahasa Betawi "udik", yang artinya adalah kampung/desa.Penggunaan kata ini dimulai, dikarenakan pada saat itu begitu banyaknya orang-orangdari Jawa yang pergi mencari nafkah ke Jakarta. Mereka datang dari berbagai daerah di pulau Jawa dan akhirnya menetap di Ibukota kita itu. Ketika memasuki hari lebaran, para pendatang itu akan kembali ke kampung halamannya untuk bertemu dengan keluarga (sekaligus menceritakan betapa "makmurnya" Jakarta)
Memang sudah adat istiadat orang Jawa, untuk selalu menjalin tali kekerabatan dan mengunjungi sanak keluarga. Ada semboyan mereka yang terkenal itu, "makan gak makan yang penting kumpul". Nah, orang Betawi biasanya menyebut fenomena ini dengan mudik, menuju udik (pulang kampung-red).
Namun, kata ini sekarang tidak ditujukan hanya untuk orang Jawa saja, tetapi semua yang terlibat langsung dengan fenomena mudik ini. Bahkan semua orang Indonesia yang mendiami pulau lain seperti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi bahkan Irian Jaya. Mereka yang mendiami pulau itu, hendak kembali ke tanah kelahiran mereka.
Secara filosofi, kata udik juga berarti hulu sungai, dimana semua aliran air (sumber kehidupan) berawal. Jadi, memang ada kalanya seseorang harus kembali ke daerah asal, sebagai tanda penghargaan dan rasa syukur atas tanah kelahirannya. Ironinya, belakangan, kata udik sering dipakai sebagai bahan ejekan kepada orang-orang kampung yang baru melihat Jakarta. Ada-ada saja.
Fenomena mudik sebenarnya merupakan hal yang baik, karena mengajarkan kita untuk selalu ingat kampung halaman dan keluarga kita. Pemerintah tentu harus lebih siap untuk melayani warganya yang ingin pergi mudik, dengan berbagai penambahan armada keamanan di berbagai titik rawan mudik.
[Sumber]