Iklim persaingan saat ini semakin ketat, tak terkecuali di sektor usaha eceran atau ritel yang tengah berkembang. Bisnis ritel makin populer belakangan ini. Namun, dengan dibukanya keran perdagangan bebas dengan Cina, pasar ritel lokal banyak yang gulung tikar. Bagaimana strategi yang efektif dalam mengelola bisnis ritel sehingga tak tergerus oleh serbuan ritel asing?
Bisnis ritel atau bisnis eceran adalah bisnis yang menyalurkan barang maupun jasa kepada pengguna akhir. Segmen bisnis ritel sangat luas, mulai dari segmen bawah hingga masyarakat kelas atas karena produk yang ditawarkan pun sangat beragam. Akan tetapi, bisnis ritel ternyata tak semudah yang dibayangkan. Dominasi merek terkenal dan modal yang tak terbatas serta serbuan ritel asing dapat menjadi faktor sebuah bisnis ritel tutup buku. Berikut ini beberapa tips yang dapat dilakukan untuk memelihara bisnis ritel yang sudah berjalan.
1. Promosi Harga
Promosi harga memang lazim dilakukan untuk menarik pembeli. Tak peduli bisnis Anda berskala kecil atau besar, promosi harga wajib dilakukan. Namun, pilihlah waktu yang tepat dan buat program semenarik mungkin untuk menjalankan strategi promosi harga ini. Misalnya, tren diskon tengah malam (midnight sale) yang dilakukan oleh para pemilik merek terkenal. Promosi harga juga bisa dilakukan dalam bentuk diskon ‘beli dua dapat tiga’, dst yang dapat menarik minat pembeli.
2. Menjual Pengalaman Saat Berbelanja
Dalam berbisnis ritel, tak hanya produk yang menjadi andalan, tapi pengalaman saat berbelanja menjadi satu hal yang penting juga. Riset Nielsen mengungkapkan bahwa 93% konsumen Indonesia menjadikan ritel sebagai tempat rekreasi. Mereka misalnya, tidak datang ke toko roti terkenal hanya untuk membeli sebuah roti rasa abon atau donat rasa almond, tapi pengalaman terhadap produk dan merek tersebut yang membuat mereka loyal untuk menjadi pelanggan setia.
Oleh karena itu, ada baiknya kita siapkan strategi khusus sekreatif mungkin agar pengalaman saat berbelanja ini dapat dirasakan oleh para konsumen. Dengan pelayanan yang terbaik saat berinteraksi dengan konsumen juga dapat meningkatkan kesetiaan konsumen terhadap produk kita.
3. Ikat dengan Program Loyalty
Bicara tentang kesetiaan terhadap produk memang sulit. Berdasarkan hasil survey di AS, hanya 15% konsumen yang datang ke ritel yang sama. Oleh karena itu, peritel harus pandai membuat program loyalty untuk konsumen. Selain kartu diskon atau member yang menawarkan berbagai benefit, peritel juga harus pintar-pintar menelusuri apa saja kebutuhan konsumen yang unik. Peritel dapat mengumpulkan data konsumen dan menggali kekuatan apa saja yang dapat digunakan untuk menjalankan program loyalty.
4. Co-branding dengan Berbagai Pihak
Untuk memperkuat dampak promosi yang dilakukan dan mengefisiensikan program promosi, Anda wajib melakukan co-branding dengan berbagai pihak, baik di industri yang sama maupun industri yang lain. Co-branding juga membuat kreativitas ritel tidak terpaku pada program-program yang konvensional. Misalnya, sebuah minimarket waralaba ternama menjalin kerja sama dengan bank tertentu untuk menerbitkan kartu belanja yang dapat pula digunakan untuk membayar listrik di semua cabang minimarket tersebut. Hal ini membuktikan bahwa minimarket itu tidak hanya menjual produk kebutuhan rumah tangga, tapi juga point of payment untuk berbagai pembayaran rutin.
5. Fokus Kepada Individu dan Interaktif
Lihat konsumen sebagai satu individu yang unik yang berbeda antara konsumen yang satu dengan yang lain. Anda harus menyediakan berbagai fitur dan fasilitas yang sesuai dengan keinginan mereka. Layaknya memakan pizza atau es krim, sediakan topping yang beraneka rasa untuk para konsumen. Bahkan, jika perlu, konsumen dapat terjun langsung ke dapur pembuatannya sehingga mereka dapat merasakan apa yang mereka inginkan.
6. Totalitas dalam Pelayanan
Pelayanan prima adalah kata kunci kesuksesan sebuah bisnis ritel. Berdasarkan sebuah survey yang dilakukan di beberapa negara, keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh pelayanan. Pelayanan tidak hanya terbatas pada keramahan saja, tapi mencakup dari semua aspek pelayanan dari konsumen membeli barang hingga ke layanan purna jual.
7. Fast Fashion
Zaman terus berubah, begitu pula tren sebuah produk. Peritel akan menghadapi rentang waktu yang semakin pendek dari sebuah produk untuk menjadi fashion product. Oleh karena itu, sediakanlah item-item baru dalam waktu yang relatif singkat. Dengan demikian, konsumen selalu disegarkan dengan tampilan baru.
8. Green Program
Isu global warming kini semakin nyata dengan digaungkannya Green Program. Peritel juga harus dapat menangkap dengan baik dan menerjemahkan isu-isu lingkungan itu ke dapat programnya. Selain membantu dalam edukasi kepedulian terhadap lingkungan, peritel juga dapat membangun kesadaran lingkungan para konsumen. Beberapa peritel besar bahkan menjual kantong belanja nonplastik yang dapat digunakan terus-menerus atau bahkan memberikan poin tambahan bagi konsumen yang membawa kantong belanja sendiri.
9. Channel Ritel yang Semakin Kabur
Tren ritel kini cenderung mengarah menjadi one stop shopping. Hal itu terjadi karena adanya tuntutan konsumen agar ritel menghadirkan sesuatu yang berbeda yang membuat peritel justru menambah item produknya dari berbagai kategori. Tak heran, di luar negeri bahkan ada hipermarket yang berjualan mobil. Oleh karena itu, jadikan bisnis ritel Anda unik sekaligus dapat mewadahi berbagai kebutuhan konsumen.
Semoga kesembilan tips tersebut bermanfaat untuk kemajuan bisnis ritel Anda. Jangan lupa, sisihkan sebagian keuntungan untuk kaum dhuafa sehingga bisnis semakin berkah. (Sumber)
Bisnis ritel atau bisnis eceran adalah bisnis yang menyalurkan barang maupun jasa kepada pengguna akhir. Segmen bisnis ritel sangat luas, mulai dari segmen bawah hingga masyarakat kelas atas karena produk yang ditawarkan pun sangat beragam. Akan tetapi, bisnis ritel ternyata tak semudah yang dibayangkan. Dominasi merek terkenal dan modal yang tak terbatas serta serbuan ritel asing dapat menjadi faktor sebuah bisnis ritel tutup buku. Berikut ini beberapa tips yang dapat dilakukan untuk memelihara bisnis ritel yang sudah berjalan.
1. Promosi Harga
Promosi harga memang lazim dilakukan untuk menarik pembeli. Tak peduli bisnis Anda berskala kecil atau besar, promosi harga wajib dilakukan. Namun, pilihlah waktu yang tepat dan buat program semenarik mungkin untuk menjalankan strategi promosi harga ini. Misalnya, tren diskon tengah malam (midnight sale) yang dilakukan oleh para pemilik merek terkenal. Promosi harga juga bisa dilakukan dalam bentuk diskon ‘beli dua dapat tiga’, dst yang dapat menarik minat pembeli.
2. Menjual Pengalaman Saat Berbelanja
Dalam berbisnis ritel, tak hanya produk yang menjadi andalan, tapi pengalaman saat berbelanja menjadi satu hal yang penting juga. Riset Nielsen mengungkapkan bahwa 93% konsumen Indonesia menjadikan ritel sebagai tempat rekreasi. Mereka misalnya, tidak datang ke toko roti terkenal hanya untuk membeli sebuah roti rasa abon atau donat rasa almond, tapi pengalaman terhadap produk dan merek tersebut yang membuat mereka loyal untuk menjadi pelanggan setia.
Oleh karena itu, ada baiknya kita siapkan strategi khusus sekreatif mungkin agar pengalaman saat berbelanja ini dapat dirasakan oleh para konsumen. Dengan pelayanan yang terbaik saat berinteraksi dengan konsumen juga dapat meningkatkan kesetiaan konsumen terhadap produk kita.
3. Ikat dengan Program Loyalty
Bicara tentang kesetiaan terhadap produk memang sulit. Berdasarkan hasil survey di AS, hanya 15% konsumen yang datang ke ritel yang sama. Oleh karena itu, peritel harus pandai membuat program loyalty untuk konsumen. Selain kartu diskon atau member yang menawarkan berbagai benefit, peritel juga harus pintar-pintar menelusuri apa saja kebutuhan konsumen yang unik. Peritel dapat mengumpulkan data konsumen dan menggali kekuatan apa saja yang dapat digunakan untuk menjalankan program loyalty.
4. Co-branding dengan Berbagai Pihak
Untuk memperkuat dampak promosi yang dilakukan dan mengefisiensikan program promosi, Anda wajib melakukan co-branding dengan berbagai pihak, baik di industri yang sama maupun industri yang lain. Co-branding juga membuat kreativitas ritel tidak terpaku pada program-program yang konvensional. Misalnya, sebuah minimarket waralaba ternama menjalin kerja sama dengan bank tertentu untuk menerbitkan kartu belanja yang dapat pula digunakan untuk membayar listrik di semua cabang minimarket tersebut. Hal ini membuktikan bahwa minimarket itu tidak hanya menjual produk kebutuhan rumah tangga, tapi juga point of payment untuk berbagai pembayaran rutin.
5. Fokus Kepada Individu dan Interaktif
Lihat konsumen sebagai satu individu yang unik yang berbeda antara konsumen yang satu dengan yang lain. Anda harus menyediakan berbagai fitur dan fasilitas yang sesuai dengan keinginan mereka. Layaknya memakan pizza atau es krim, sediakan topping yang beraneka rasa untuk para konsumen. Bahkan, jika perlu, konsumen dapat terjun langsung ke dapur pembuatannya sehingga mereka dapat merasakan apa yang mereka inginkan.
6. Totalitas dalam Pelayanan
Pelayanan prima adalah kata kunci kesuksesan sebuah bisnis ritel. Berdasarkan sebuah survey yang dilakukan di beberapa negara, keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh pelayanan. Pelayanan tidak hanya terbatas pada keramahan saja, tapi mencakup dari semua aspek pelayanan dari konsumen membeli barang hingga ke layanan purna jual.
7. Fast Fashion
Zaman terus berubah, begitu pula tren sebuah produk. Peritel akan menghadapi rentang waktu yang semakin pendek dari sebuah produk untuk menjadi fashion product. Oleh karena itu, sediakanlah item-item baru dalam waktu yang relatif singkat. Dengan demikian, konsumen selalu disegarkan dengan tampilan baru.
8. Green Program
Isu global warming kini semakin nyata dengan digaungkannya Green Program. Peritel juga harus dapat menangkap dengan baik dan menerjemahkan isu-isu lingkungan itu ke dapat programnya. Selain membantu dalam edukasi kepedulian terhadap lingkungan, peritel juga dapat membangun kesadaran lingkungan para konsumen. Beberapa peritel besar bahkan menjual kantong belanja nonplastik yang dapat digunakan terus-menerus atau bahkan memberikan poin tambahan bagi konsumen yang membawa kantong belanja sendiri.
9. Channel Ritel yang Semakin Kabur
Tren ritel kini cenderung mengarah menjadi one stop shopping. Hal itu terjadi karena adanya tuntutan konsumen agar ritel menghadirkan sesuatu yang berbeda yang membuat peritel justru menambah item produknya dari berbagai kategori. Tak heran, di luar negeri bahkan ada hipermarket yang berjualan mobil. Oleh karena itu, jadikan bisnis ritel Anda unik sekaligus dapat mewadahi berbagai kebutuhan konsumen.
Semoga kesembilan tips tersebut bermanfaat untuk kemajuan bisnis ritel Anda. Jangan lupa, sisihkan sebagian keuntungan untuk kaum dhuafa sehingga bisnis semakin berkah. (Sumber)